Destilasi Minyak Cengkeh Semprawut
PENELITIAN
Minggu, 28 Desember 2014
Rabu, 26 Desember 2012
TERMOELEKTRIK
TERMOELEKTRIK
1. Pengertian
Termoelektrik
Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu “jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujunganya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain”.( Muhaimin, 1993).
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles
Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia
mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah
rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas
pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada
sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling
berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun
1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan
Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi
termoelektrik.Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu “jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujunganya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain”.( Muhaimin, 1993).
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Banyak aplikasi lain penggunaan energi termoelektrik yang sedang dikembangkan saat ini, seperti pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat, atau pemanfaatan panas bumi. Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi. Parameter material termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas panasnya pun akan tinggi.
Material yang banyak digunakan saat ini adalah Bi 2 Te 3, PbTe, dan SiGe. Saat ini Bi2 Te3 memiliki figure of merit tertinggi. Namun, karena terurai dan teroksidasi pada suhu di atas 500 oC, pemakaiannya masih terbatas. Rendahnya figure of merit ini menyebabkan rendahnya efisiensi konversi yang dihasilkan, di mana saat ini efisiensinya masih berkisar di bawah 10 persen. Nilai ini masih berkurang sampai 5 persen setelah menjadi sebuah sistem pembangkit listrik. Masih cukup jauh dibandingkan dengan solar cell yang sudah mencapai 15 persen. Namun, penelitian ini masih terus berkembang, apalagi setelah Yamaha Co Ltd berhasil menaikkan figure of merit sebesar 40 persen dari yang ada selama ini. Setelah itu, perkembangan termoelektrik tidak diketahui dengan jelas sampai kemudian dilanjutkan oleh WW Coblenz pada tahun 1913 yang menggunakan tembaga dan constantan (campuran nikel dan tembaga). Dengan efisiensi konversi sebesar 0,008 persen, sistem yang dibuatnya itu berhasil membangkitkan listrik sebesar 0,6 mW. AF Ioffe melanjutkan lagi dengan bahan-bahan semikonduktor dari golongan II-V, IV-VI, V-VI yang saat itu mulai berkembang. Hasilnya cukup mengejutkan, di mana efisiensinya meningkat menjadi 4 persen. Ioffe melakukan satu lompatan besar di mana ia berhasil menyempurnakan teori yang berhubungan dengan material termoelektrik. Teori itu dibukukan tahun 1956 yang kemudian menjadi rujukan para peneliti hingga saat ini.
Penelitian termoelektrik muncul kembali tahun 1990-an setelah sempat menghilang hampir lima dasawarsa karena efisiensi konversi yang tidak bertambah. Setidaknya ada tiga alasan yang mendukung kemunculan tersebut. Pertama, ada harapan besar ditemukannya material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi, yaitu sejak ditemukannya material superkonduktor High-Tc pada awal tahun 1986 dari bahan yang selama ini tidak diduga (ceramic material). Kedua, sejak awal 1980-an, teknologi material berkembang pesat dengan kemampuan menyusun material tersebut dalam level nano. Teknologi analisis dengan XPS, UPS, STM juga memudahkan analisis struktur material. Ketiga, pada awal tahun 1990, tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah lingkungan sangat besar. Ini memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik sebagai sumber energi alternatif.(Asyafe,2008). Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai. Kerja pendingin termoelektrik pun tidak jauh berbeda. Jika material termoelektrik dialiri listrik, panas yang ada di sekitarnya akan terserap. Dengan demikian, untuk mendinginkan udara, tidak diperlukan kompresor pendingin seperti halnya di mesin-mesin pendingin konvensional.
Untuk keperluan pembangkitan lisrik tersebut umumnya bahan yang digunakan adalah bahan semikonduktor. Semikonduktor adalah bahan yang mampu menghantarkan arus listrik namun tidak sempurna. Semikonduktor yang digunakan adalah semikomduktor tipe n dan tipe p. Bahan semikonduktor yang digunakan adalah bahan semikonduktor ekstrinsik. Persoalan untuk Termoelektrik adalah untuk mendapatkan bahan yang mampu bekerja pada suhu tinggi.
Terdapat tiga sifat bahan Termoelektrik yang penting, yaitu :
1. Koefisien Seebeck(s)
2. Konduktifitas panas(k)
3. Resistivitas( )
Sejarah
Termoelektrik
Fenomena
termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuan PERRUSIA,
Thomas
Johann Seebeck.
Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara
kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam
tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan
diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada
logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang
menggerakan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan
efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikaan inspirasi pada JEAN PELTIER untuk melihat kebalikan fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang derekatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan pada sambungan lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini salaing berbalik begitu arah arus listrik dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1834 ini kemudian dikenal dengan efek peltier.
Tahun 1852 WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN) membuktikan adanya hubungan antara efek seebek dan efek peltier. Thomson pula yang menemukan adanya fenomena termoelektrik yang lain, yang dikenal dengan efek thomson.
Pada tahun 1913 WW COBLENZ yang menggunakan tembaga dan constanta (campuran nikel dan tembaga). Dengan efesiensi konversi 0.08mW%.
AFI IOFFE melanjutkan lagi dengan bahan-bahan semikonduktor dari golongan II-V, IV-VI, V-IV yang saat itu mulai berkembang. Ia berhasil menyempurnakan teori yang berhubungan dengan material termoelektrik. Teori itu dibukukan tahun 1956 yang kemudian menjadi rujukan para peneliti sampai saat ini.
Penemuan Seebeck ini memberikaan inspirasi pada JEAN PELTIER untuk melihat kebalikan fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang derekatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan pada sambungan lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini salaing berbalik begitu arah arus listrik dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1834 ini kemudian dikenal dengan efek peltier.
Tahun 1852 WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN) membuktikan adanya hubungan antara efek seebek dan efek peltier. Thomson pula yang menemukan adanya fenomena termoelektrik yang lain, yang dikenal dengan efek thomson.
Pada tahun 1913 WW COBLENZ yang menggunakan tembaga dan constanta (campuran nikel dan tembaga). Dengan efesiensi konversi 0.08mW%.
AFI IOFFE melanjutkan lagi dengan bahan-bahan semikonduktor dari golongan II-V, IV-VI, V-IV yang saat itu mulai berkembang. Ia berhasil menyempurnakan teori yang berhubungan dengan material termoelektrik. Teori itu dibukukan tahun 1956 yang kemudian menjadi rujukan para peneliti sampai saat ini.
Pengembangan
energi termoelektrik
Sejak awal tahun 1990, tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah lingkungan sangat besar. Ini memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik sebagai sumber energi alternatif. Banyak aplikasi lain penggunaan energi termoelektrik selain pada RTG yang digunakan oleh Voyager 1.
Salah satunya adalah penerapan teknologi termoelektrik pada pembangkitan listrik dari sumber panas. Sampai saat ini pembangkitan listrik dari sumber panas harus melalui beberapa tahap proses. Bahan bakar fosil akan menghasilkan putaran turbin apabila dibakar dengan tekanan yang sangat tinggi. Hasil putaran turbin tersebut akan dipakai untuk memproduksi tenaga listrik. Efisiensi energi pembangkit ini masih rendah akibat beberapa kali proses konversi. Panas yang dihasilkan banyak yang dilepas atau terbuang percuma. Dapat digunakan suatu metode yang dikenal sebagai cogeneration di mana panas yang dihasilkan selama proses dapat digunakan untuk tujuan alternatif. Dengan menggunakan termoelekrik, panas yang dihasilkan selama proses diubah menjadi listrik, sehingga panas yang dihasilkan tidak terbuang secara percuma dan energi yang dihasilkan oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta efisiensi energi menjadi lebih tinggi.
Contoh penerapan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat, sistem hybrid pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan motor listrik dan mesin pembakaran, serta pemanfaatan pada pembangkit listrik tenaga surya.
Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi. Parameter material termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas panasnya pun akan tinggi.
Walaupun demikian, teknologi material yang saat ini sedang berkembang pesat terutama kemampuan menyusun material dalam level nano diharapkan dapat menghasilkan suatu material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi.
Sumber:
Sejak awal tahun 1990, tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah lingkungan sangat besar. Ini memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik sebagai sumber energi alternatif. Banyak aplikasi lain penggunaan energi termoelektrik selain pada RTG yang digunakan oleh Voyager 1.
Salah satunya adalah penerapan teknologi termoelektrik pada pembangkitan listrik dari sumber panas. Sampai saat ini pembangkitan listrik dari sumber panas harus melalui beberapa tahap proses. Bahan bakar fosil akan menghasilkan putaran turbin apabila dibakar dengan tekanan yang sangat tinggi. Hasil putaran turbin tersebut akan dipakai untuk memproduksi tenaga listrik. Efisiensi energi pembangkit ini masih rendah akibat beberapa kali proses konversi. Panas yang dihasilkan banyak yang dilepas atau terbuang percuma. Dapat digunakan suatu metode yang dikenal sebagai cogeneration di mana panas yang dihasilkan selama proses dapat digunakan untuk tujuan alternatif. Dengan menggunakan termoelekrik, panas yang dihasilkan selama proses diubah menjadi listrik, sehingga panas yang dihasilkan tidak terbuang secara percuma dan energi yang dihasilkan oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta efisiensi energi menjadi lebih tinggi.
Contoh penerapan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat, sistem hybrid pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan motor listrik dan mesin pembakaran, serta pemanfaatan pada pembangkit listrik tenaga surya.
Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi. Parameter material termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas panasnya pun akan tinggi.
Walaupun demikian, teknologi material yang saat ini sedang berkembang pesat terutama kemampuan menyusun material dalam level nano diharapkan dapat menghasilkan suatu material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi.
Sumber:
Jumat, 14 Desember 2012
Peranan Perputakaan dalam Mewujudkan Indonesia yang Modern
Peranan
Perputakaan dalam Mewujudkan Indonesia yang Modern
ABSTRAK
Masalah utama dalam
kegiatan pembudayaan membaca adalah adanya sikap malas membaca. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi sikap malas belajar diantaranya adalah sebagai berikut:
kebiasaan di lingkungan keluarga, keadaan lingkungan yang kurang mendukung,
Pengaruh media masa dan keadaan ekonomi yang masih rendah. Masih belum
membudayanya kegiatan membaca membuat masih rendah kualitas sumber daya manusia
di Indonesia. Dalam hal ini perpustakaan merupakaan sarana yang sangat ideal
bagi terciptanya pembudayaan membaca dengan dibantu oleh pemerintah.
Tahap awal dalam
pembudayaan membaca adalah sosialisasi tentang pentingnya membaca. Tahap
selanjutnya adalah meningkatkan pelayanan perpustakaan. Tahap terakhir adalah
membuat acara yang dapat memotivasi masyarakat. Dengan dilalukan secara
terus-menerus dan merata diberbagai daerah di Indonesia maka pembudayaan membaca
dapat dicapai. Kegiatan membaca yang telah menjadi budaya maka akan terus
meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat sehingga dapat meningkatkan sumber
daya manusia di Indonesia. Industrialisasi akan tumbuh dengan baik dan
pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dengan diikuti sektor pendidikan
kesehatan dan yang lainnya.
Kesimpulan yang didapat
dari karya tulis ini adalah dengan membaca maka akan dapat memajukan atau
memodernkan bangsa.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diera globalisasi ini budaya membaca
merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Dengan membaca maka akan
menambah wawasan ilmu pengetahuan yang kemudian dapat diterapkan dalam
teknologi atau dapat mengembangkan teknologi menjadi lebih modern. Membaca
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan merubah pola pikir
masyatakat tradisional menjadi lebih modern. Namun permasalahan yang sedang terjadi
adalah budaya membaca merupakan kegiatan yang masih jarang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia.
Masih
minimnya minat baca masyarakat Indonesia tidak lepas dari kurangnya kesadaran
publik akan arti penting membaca bagi peningkatan kemampuan kesejahteraan diri
maupun bangsa
Pada
indikator kemampuan membaca, Indonesia memiliki skor 393, jauh di bawah
rata-rata skor dunia yang mencapai 450, meski skor ideal yang harus dicapai
untuk menunjukkan mutu yang baik adalah 500. Rata-rata orang Indonesia membaca
hanya 15 menit per hari. Jauh sekali jika dibandingkan dengan warga Inggris
yang memiliki kebiasaan membaca 6 jam per hari. Hasil penelitian UNDP tahun
2010 yang menunjukkan indeks pembangunan di Indonesia menduduki peringkat
ke-111 dari182 negara. Posisi itu jauh dari Negara-negara ASEAN seperti
Singapure peringkat ke-23, Brunei peringkat ke-30, Malaysia peringkat
ke-66,Thailand peringkat ke-86, dan Fhilipina peringkat ke-105. (Suara
Merdeka,07 November 2012)
Dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia
masih rendah sehingga menyebabkan ideks pembangunan di Indonesia masih jauh
tertinggal dari negara-negara lain di dunua.
kegiatan pembudayaan membaca
merupakan sebuah proses panjang dan bukannya sesuatu yang instant. Oleh sebab
itu diperlukan proses dalam memperbaiki kualitas minat baca di kalangan
masyarakat Indonesia (Yuniarto: 2012).
Melihat realita tersebut sungguh
memprihatinkan kondisi masyarakat Indonesia berkaitan dengan budaya membaca.Di
sini peran perpustakaan sangat dibutuhkan sebagai sumber ilmu dalam mewujudkan
masyarakat yang gemar dan membudayakan membaca dalam kehidupan sehari-hari.
Perpustakaan diharapkan dapat menciptakan strategi-strategi yang dapat menarik
minat baca masyarakat. Peran serta pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan
juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan perpustakaan. Dengan
demikian cita-cita meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat
memajukan bangsa Indonesia dapat tercapai.
Dalam kesempatan ini penulis akan
membahas tentang peranan perpustakaan dalam mewujudkan Indonesia yang modern.
Penulis akan menjelaskan tentang permasalahan yang berkaitan dengan membaca dan
perpustakaan dalam memajukan bangsa.
B.
Rumusan Masalah
Agar
permasalahan dapat dipahami dengan jelas, maka perlu dirumuskan secara
spesifik. Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
1.
Bagaiman peranan perpustakaan dalam mewujudkan budayamembaca.
2. Apa hubungan antara
perpustakaan, ilmu pengetahuan, industrialisasi dan
modernisasi .
C.
Tujuan
Tujuan
yang diharapkan dengan adanya karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan
peranan perpustakaan dalam mewujudkan budaya membaca.
2. Mendiskripsikan
hubungan antara perpustakaan, ilmu pengetahuan,
industrialisasi
dan modernisasi .
D.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan melalui karya tulis ini
adalah:
1. Dapat meningkatkan wawasan bagi para pembaca pada
umumnya.
2. Meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
3.
Dapat menjadikan perpustakaan menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan yang diminati dan digemari
masyarakat Indonesia.
4.
Menjadikan kegiatan membaca menjadi salah satu kebutuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Membaca
Beberapa pendapat yang berkaitan dengan kegiatan membaca
antara lain pendapat
Smith mengatakan bahwa
membaca merupakan suatu proses membangun
pemahaman dari teks yang tertulis. Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambangtertulis
B. Perpustakaan
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:3) Perpustakaan Ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung.ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,
bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk di
dalamnya semua bahan cetak,buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding,
manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya musik, berbagai karya media
audiovisual seperti filem, slid ( slide), kaset, piringan hitam, bentuk mikro
seperti mikrofilm, mikrofis, dan mikroburam ( microopaque ).Sedangkan Webster
menyatakan bahwa perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan
pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi `atau bacaan, kenyamanan,
atau kesenangan
Pendapat Kusuma Sjahrial Pamuntjak (1972:1) bahwa
perpustakaan adalah kumpulan buku-buku yang tersedia dan dimaksudkan untuk dibaca.Pendapat
yang hampir sama dengan Syahrizal adalah pendapat Reitz yang menyatakan bahwa
perpustakaan adalah koleksi atau sekumpulan koleksi buku atau bahan lainnya
yang diorganisasikan dan dipelihara untuk penggunaan/keperluan membaca, konsultasi,
belajar, meneliti, yang dikelola oleh pustakawan dan staf terlatih lainnya
dalam rangka menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
C.
Jenis-jenis Perpustakaan
1. PerpustakaanUmum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
2. PerpustakaanKhusus
Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.
Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.
3. PerpustakaanSekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama untuk membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama untuk membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
4. PerpustakaanPerguruanTinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannnya.
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannnya.
5. PerpustakaanNasional
Hingga sekarang, belum ada kesepakatan bersama mengenai apa itu definisi perpustakaan nasional, hanya saja ada kesepakatan mengenai fungsinya, yaitu:
Hingga sekarang, belum ada kesepakatan bersama mengenai apa itu definisi perpustakaan nasional, hanya saja ada kesepakatan mengenai fungsinya, yaitu:
·
Menyimpan
setiap pustaka yang diterbitkan di sebuah negara.
·
Mengumpulkan
atau memilih bahan pustaka terbitan lain mengenai negara yang bersangkutan.
·
Menyusun
bibliografi nasional artinya daftar buku yang diterbitkan di sebuah negara.
·
Menjadi
pusat informasi negara yang bersangkutan.
·
Pusat
antar pinjam perpustakaan di negara yang bersangkutan serta antara negara yang
bersangkutan dengan negara lain.
6.PerpustakaanDigital
Perpustakaan digital adalah perpustakaan dimana seluruh koleksinya sudah berbentuk digital. sementara menurut Digital Library Federation di Amerika Serikat memberikan definisi perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk staff dengan keahlian khusus, untuk menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses intelektual, mendistribusikan, melestarikan, dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu atau masyarakat terpilih, secara ekonomis dan mudah.
Perpustakaan digital adalah perpustakaan dimana seluruh koleksinya sudah berbentuk digital. sementara menurut Digital Library Federation di Amerika Serikat memberikan definisi perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk staff dengan keahlian khusus, untuk menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses intelektual, mendistribusikan, melestarikan, dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu atau masyarakat terpilih, secara ekonomis dan mudah.
Berdasarkan International Conference of Digital Library
2004, konsep Perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan elektronik
yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui format
digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang saling
berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi.
Perpustakaan digital ini banyak dikembangkan oleh perpustakaan-perpustakaan
Universitas di Amerika Serikat.
7.PerpustakaanHibrida
Perpustakaan hibrida adalah perpustakaan dimana koleksinya terdiri dari koleksi cetak dan juga koleksi elektronik. Sementara teknologi yang digunakan sebagai pendukung dalam aktivitas perpustakaan seperti temu kembali informasi. Proyek perpustakaan hibrida ini terutama banyak dikembangkan oleh perpustakaan-perpustakaan universitas di Inggris. Perbedaan yang mendasar antara perpustakaan digital dan perpustakaan hibrida adalah tentunya jenis koleksinya, dimana perpustakaan digital seluruh koleksinya berbentuk digital sementara koleksi untuk perpustakaan hibrida ada 2 jenis yaitu cetak dan elektronik. Selain itu, perpustakaan digital tidak memerlukan sebuah bangunan (gedung) untuk koleksinya, karena user hanya tidak mengakses saja lewat internet, sementara perpustakaan hibrida masih memerlukan sebuah gedung untuk menempatkan koleksinya. Tentunya perpustakaan hibrida ini membutuhkan pustakawan atau ahli informasi untuk membantu para penggunanya sementara perpustakaan digital tidak membutuhkan pustakawan karena memang sifatnya yang seperti itu
Perpustakaan hibrida adalah perpustakaan dimana koleksinya terdiri dari koleksi cetak dan juga koleksi elektronik. Sementara teknologi yang digunakan sebagai pendukung dalam aktivitas perpustakaan seperti temu kembali informasi. Proyek perpustakaan hibrida ini terutama banyak dikembangkan oleh perpustakaan-perpustakaan universitas di Inggris. Perbedaan yang mendasar antara perpustakaan digital dan perpustakaan hibrida adalah tentunya jenis koleksinya, dimana perpustakaan digital seluruh koleksinya berbentuk digital sementara koleksi untuk perpustakaan hibrida ada 2 jenis yaitu cetak dan elektronik. Selain itu, perpustakaan digital tidak memerlukan sebuah bangunan (gedung) untuk koleksinya, karena user hanya tidak mengakses saja lewat internet, sementara perpustakaan hibrida masih memerlukan sebuah gedung untuk menempatkan koleksinya. Tentunya perpustakaan hibrida ini membutuhkan pustakawan atau ahli informasi untuk membantu para penggunanya sementara perpustakaan digital tidak membutuhkan pustakawan karena memang sifatnya yang seperti itu
D. Fungsi Perpustakaan
1).Perpustakaan
sebagai Fungsi Pendidikan
Perpustakaan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materi-materi
pelajaran yang telah diberikan oleh guru dikelas.
2). Perpustakaan sebagai Fungsi Informasi
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat
mencari informasi yang berkenaan dengan pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan
guru.
3). Perpustakaan sebagai Fungsi Rekreasi
Perpustakaan memberikan kesempatan
kepada siswa dan guru untuk menikmati bahan yang ada.
4). Perpustakaan
sebagai Fungsi Penelitian
Perpustakaan berfungsi sebagai
jawaban terhadap berbagai pertanyaan ilmiah
E.
Industri dan Industrialisasi
Industri
adalah bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah atau bahan baku
menjadi barang jadi atau setengah jadi yang lebih berguna bagi keperluan
manusia, baik secara individu maupun kelompok. (Purwito, 1996:141)
Industrialisasi adalah gerakan dan
proses perubahan secara besar-besaran mengenei struktur ekonomi,sosial dan
budaya masyarakat,dari keadaan tradisional yang bertumpu pada pertanian kearah
kemajuan (modern) yang bertumpu pada perindustrian.
F.
Modernisasi
Menurut Dr. Soerjono Soekanto S.H.,
M.A.: Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang terarah (directed
change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang matang (planned
change/social planning).Sedangkan
Menurut Koentjaraningrat, modernisasi adalah
usaha-usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang.
G.
Ciri-ciri Masyarakat Modern
·
Cara berfikirnya sudah rasional,
objektif, kritis dan analogis.
·
Masyarakatnya memiliki taraf pendidikan
yang sudah tinggi.
·
Memiliki sistem organisasi dan pembagian
kerja yang sudah
baik dan sesuai dengan keahliannnya
masing-masing.
·
Membutuhkan sarana dan prasarana
kehidupan yang lebih
banyak dan canggih.
·
Tidak terikat pada tradisi-tradisi
leluhurnya.
(Purwito, 1996:96-97)
BAB III
METODE PENULISAN
A. Tehnik
Penulisan
Penulisan ini menggunakan tehnik deskripsi
kualitatif, yang berusaha menggambarkan tentang peranan perpustakaan dalam
usaha mewujudkan bangsa Indonesia lebih maju
.
B. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini menggunakan
tehnik pengumpulan data melalui studi pustaka, yaitu menggunakan dan mengambil
data yang bersumber dari buku atau tulisan-tulisan karya ilmiah.
BAB
IV
PEMBAHASAAN
A.
Peranan Perpustakaan Dalam Mewujudkan Budaya Membaca
Membaca
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi terwujudnya Indonesia yang modern. Dengan
membaca maka akan terbentuk masyarakat yang cerdas dan berkualitas yang
merupakan awal dari terwujudnya Indonesia yang modern. Namun permasalahan utama
yang menghambat terciptanya budaya membaca adalah adanya rasa malas untuk
membaca. Adapun yang mempengaruhi seseorang malas untuk membaca adalah sebagai
berikut:
1. Kebiasaan di Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan sarana yang sangat
berpengaruh terhadap terciptanya budaya membaca. Namun masih sedikit keluarga di
Indonesia yang menerapkan kedisiplinan membaca karena masih rendahnya kesadaran
akan pentingnya membaca bagi kesejahteraan bangsa atau karena faktor rendahnya pendidikan yang dienyam oleh orang
tua.
2. Keadaan Lingkungan Sekitar yang Kurang Mendukung
Keadaan lingkungan sekitar yang tidak mendukung
untuk kegiatan membaca seperti dalam keadaan konflik atau sedang terkena bencana
alam yang menjadikan suasana kurang nyaman dan tidak kondusif yang membuat
orang enggan untuk membaca.
3. Pengaruh Media Masa
Pertumbuhan teknologi yang pesat membuat media masa
khususnya televisi juga ikut berkembang. Kini televisi menjadi barang yang
sudah banyak dimiliki oleh masyarakat. Dengan
hanya mendengar dan melihat tanpa susah payah membaca dan memahami suatu bacaan
atau informasi, menjadikan masyarakat jauh dari budaya membaca.
4. Keadaan Ekonomi yang Masih rendah
Keadaan ekonomi yang masih rendah membuat masyarakat
hanya berfokus memikirkan tentang bagaimana usaha untuk menutupi kebutuhan
sehari-hari. Dalam keadaan seperti ini jarang seseorang memikirkan untuk
membaca.
Perpustakaan merupakan
salah satu sumber ilmu pengetahuaan yang erat kaitannya dengan kegiatan
membaca. Dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang masih rendah, harga
bukubacaan yang tidak terjangkau bagi masyarakat kalangan bawah dan
permasalahan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan membaca menjadikan
perpustakaan sarana yang sangat ideal bagi awal pembudayaan membaca. Masyarakat
dapat mendapakan ilmu pengetahuaan dari kegiataan membaca buku yang dipinjam
dari perpustakaan dengan biyaya yang relatif rendah. Namun permasalahan yang
sedang melanda perputakaan seperti:
·
Minimnya sarana perpustakaan yang ada
·
Kurangnya koleksi buku bacaan di
perpustakaan
Juga
berpengaruh terhadap rendahnya minat baca masyarakat. Progam perpustakaan
keliling yang diharapkan mampu melayani masyarakat dalam hal membaca juga tidak
berjalan secara efektif. Jumlah armada perpustakaan keliling yang masih minim
membuat pelayanannya hanya berpusat pada daerah-daerah tertentu saja.
Dalam hal ini perlu adanya peranan
dari pemerintah.Pemerintah diharapkan membuat suatu kebijakan untuk
menyelesaikan permasalahan ini, mengingat perpustakaan adalah sarana yang
sangat penting bagi pembudayaan membaca. Pembudayaan membaca tidak dapat
berjalan dengan baik jika tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuaan
(perpustakaan) masih terdapat masalah yang masih belum terselesaikan.
Ketika
permasalahan perpustakaan sudah dapat teratasi, tahap selanjutnya adalah
meningkatkan minat baca masyarakat. Adapun cara-cara adalah sebagi berikut:
1.
Mensosialisasikan Pentingnya Membaca
Tahap
awal untuk mewujudkan budaya membaca adalah mensosialiosasikan secara langsung
tentang pentingnya membaca yang dilakukan oleh para pustakawan. Melalui
sosialisasi maka akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
membaca dan dapat menarik minat baca masyarakat. Mengingat budaya membaca
adalah kegiatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama sosialisasi harus
dilakukan secara rutin dan berkala.
2.
Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan
Tahap selanjutnya adalah meningkatkan pelayanan
perpustakaan seperti : menambah jumlah koleksi buku sesuai dengan kebutuhan
para pembacanya, menciptakan suasana membaca di dalam perpustakaan yang nyaman
dan kondusif, menambah jumlah perputakaan di daerah-daerah, dan persyaratan
peminjaman buku yang mudah dan cepat.
3. Mengadakan Acara Berhadiah
Untuk lebih memotivasi masyarakat dalam kegiatan
membaca pihak perpustakaan yang dibantu dengan pemerintah dapat mengadakan
acara berhadiah tentang ilmu pengetahuan secara rutin dan berkala yang
materinya di ambil dari buku di perpustakaan.
Dengan dilakukannya hal-hal tersebut secara
terusmenerus dan merata di berbagai daerah di Indonesia maka cita-cita
pembudayaan membaca dapat dicapai. Ilmu pengetahuan masyarakat akan terus
berkembang yang kemudian berdampak positif terhadap pola pikir masyarakat. Pola
pikir masyarakat akan berubah menjadi rasional dan modern.
B.
Hubungan Perpustakaan dengan Ilmu Pengetahuan dan Industrialisasi
Untuk melakukan usaha industrialisasi diperlukan
syarat-syarat sebagi berikut: sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi,
daerah pemasarannya luas, transportasinya lancar, masyarakat konsumennya maju
dan daya belinya cukup tinggi serta terjamin keamanannya. Namun syarat yang
paling penting adalalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.( Purwito, 1996:155)
Perpustakaan merupakan sarana yang kaya akan ilmu
pengetahuan. Melalui perpustakaan ilmu pengetahuan masyarakat akan terus
berkembang melalui kegiatan membaca yang telah menjadi budaya.
Adapun
hubungan perpustakaan dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
a.
Jumlah perpustakaan yang memadai akan mampu melayani masyarakat hingga pelosok
daerah sehingga ilmu pengetahuan masyarakat akan meningkat secara merata.
b.
Jumlah koleksi buku yang berfariasi dan memadai akan membuat seseorang menjadi
lebih gemar membaca dan semakin meningkatkan wawasan pembacanya.
c.
Suasana perpustakaan yang nyaman akan membuat seseorang menjadi lebih betah
berlama-lama membaca buku di perpustakaan sehingga ilmu pengetahuan yang di
dapatkan semakin tinggi.
d.
Pelayanan perpustakaan yang menyenangkan membuat masyarakat menjadi nyaman dan tidak
malu untuk membaca dan meminjam buku.
e.
Persyaratan untuk peminjaman buku yang mudah dan cepat membuat masyarakat
menjadi sering meminjam buku.
Dengan ilmu pengetahuan masyarakat yang terus
meningkat akan mampu mengembangkan teknologi menjadi lebih maju dan
modern.Dengan demikian akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia. Berkembangnya teknologi dan sumberdaya manusia akan membuat tumbuhnya
industri-industri yang berkualitas dengan produktifitas yang besar dan mutu
yang baik sehingga mampu bersaing di pasar domestik maupun pasar internasional.
Proses industrialisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi yang
baik yang kemudian diikuti sektor
pendidikan, kesehatan dan yang lainnya.
Kemajuan-kemajuan masyarakat yang diperoleh dari
pengaruh industrialisasi adalah sebagai berikut:
a. Menambah
jumlah lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menurunkan angka pengangguran.
b. Bertambahnya
penghasilan masyarakat, pelayanan jasa- jasa umum yang semakin baik maupun
berkembangnya seni budaya modern yang kemudian kesejahteraan masyarakat menjadi
berkembang,
c. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi,dengan demikian kemampuan memangun masyarakat dan negara juga akan meningkat.
d. Semakin
meningkat dan meluasnya taraf pendidikan yang dienyam masyarakat.
e. Semakin
meningkatnya sistem birokrasi dan administrasi baik di lingkungan pemerintahan
maupun swasta.
f. Semakin
banyaknya organisasi-organisasi yang didirikan oleh masyarakat sesuai
kepentingannya masing-masing.
g. Semakin
efektifnya pengawasan sosial, ekonomi dan pembangunan serta nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
h. Masyarakat
menjadi lebih dinamis dan terbuka
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
proses industrialisasi yang berjalan dengan baik dan berjalan secara terus
menerus maka akan membawa masyarakat menuju kemajuan atau modern. ( Purwito, 1996:
145-146)
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal penting yaitu sebagai
berikut:
a. Perpustakaan
merupakaan sarana yang sangat ideal bagi
terciptanya budaya membaca
dikalangan masyarakat.
b. Kegiatan
membaca yang telah menjadi budaya akan mengubah pola pikir masyarakat menjadi
lebih modern.
c. Dengan
pembudayaan membaca maka ilmu pengetahuan masyarakat akan terus meningkat
sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
d. Kualitas
suber daya manusia yang baik akan menimbulkan tumbuhnya industrialisasi.
e. Industrialisasi
yang berjalan dengan baik maka akan membawa masyarakat menuju kemajuan atau
modern.
B. Saran
a. Membaca
adalah kegiatan yang sangat penting, oleh karena itu hendaknya kegiatan membaca
dibudayakan sejak dari dini.
b. Pemerintah
hendaknya selalu berperan aktif dalam menciptakan pembudayaan membaca di
kalangan masyarakat.
c. Pemerintah
diharapkan membuat kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan yang melanda perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://chaerulhatami.blogspot.com/2011/07/penertian-membaca-menurut-beberapa.htmldi (akses pada
22 November 2012)
http://jip2010.wordpress.com/2011/01/01/definisi-macam-macam-perpustakaan/(diakses
pada 18 November 2012)
http://kpad.pekalongankota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=62:taman-baca-rw&catid=50:artikel&Itemid=83 (Di akses pada 05 November 2012)
http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/503(Di
akses pada 05 November 2012)
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/11/fungsi-perpustakaan.html
(diakses pada 18 November 2012)
Purwito, Edi.
1996. Sosiologi. Surakarta:Widya Duta
Langganan:
Postingan (Atom)